Sejarah Squash

Mungkin anda bertanya-tanya apa sih Squash itu?  Squash adalah salah satu cabang olahraga yang memang tergolong baru di Indonesia. Mungkin itu sebabnya masih banyak orang yang kurang begitu mengetahui tentang Squash.

SEJARAH SQUASH DI INDONESIA

Olahraga squash sebenarnya telah ada pada abad ke-19, di daerah Fleet Prison London. Seorang murid sekolah di daerah itu mengadopsi permainan tenis dengan melakukan gerakan memantul-mantulkankan bola ke dinding. Awalnya gerakan tersebut merupakan warming up atau pemanasan sebelum bermain tenis lapangan. Belakangan, gerakan tersebut dikembangkan di sebuah sekolah di Inggris yang bernama Horrow pada tahun 1820.
Meski terlahir dan besar di Inggris, namun justru Amerika Serikatlah yang pertama kali mendirikan asosiasi squash pada tahun 1907 dengan nama United States Squash Racquets Association. Padahal, di negeri asalnya Inggris squash pada awalnya merupakan cabang dari tenis lapangan. Squash baru berdiri sendiri di Inggris pada tahun 1928 dengan nama Squash Rackets Association. Sejak itu Inggris selalu menggelar turnamen squash dengan nama ”British Open”. 
Inggris pulalah yang membawa olahraga tersebut ke seluruh pelosok dunia khususnya pada saat penjajahan. Tak heran lah jika negara jajahan Inggris yang tergabung dalam negara persemakmuran seperti Australia, Pakistan, Malaysia, Singapura lebih dulu menekuni squash dibanding Indonesia.
Di Indonesia sendiri, olahraga squash sebenarnya sudah dikenal sejak Perang Dunia II berakhir, tepatnya pada 1948. Tentara Inggris lah yang pertama kali membangun lapangan squash di Indonesia yang terletak di Embong Sawo Surabaya. Namun saat itu, hanya perwira berpangkat jenderal saja yang boleh memainkan olahraga tersebut. Bahkan sampai tahun 1978 hanya orang asing yang memainkan olahraga squash di Indonesia. Padahal saat itu lapangan squash sudah merupakan syarat mutlak untuk hotel-hotel berbintang di Indonesia. 
Pada tahun 1979, benang merah sejarah perkembangan squash mulai ditorehkan oleh seorang putra asli Indonesia yang bernama Bambang Gatot Subroto. Kala itu Bambang yang sering menyaksikan pertandingan squash karena ia bekerja di sebuah hotel berbintang di Jakarta ditawari mendalami squash di Pakistan. Kesempatan emas tersebut tidak disia-siakan oleh Bambang. 
Meski belum semahir le-genda squash dunia asal Pakistan yang dikenal dengan ‘Dinasti Khan’ seperti Hashim Khan, Roshan Khan, Azam Khan, Mohibullah Khan, Jahangir Khan dan Jansher Khan yang secara turun-temurun bergiliran menjadi juara British Open mulai 1951 sampai 1994, akan tetapi Bambang sudah mampu mengalahkan WNA khususnya dari Eropa yang menginap di tempat ia bekerja. Padahal sebelumnya ia selalu dijadikan bulan-bulanan oleh para turis tersebut. 
Jasa Bambang dalam mengembangkan squash di Indonesia memang sungguh besar. Ia bahkan rela meluangkan waktu untuk mendidik ‘ball boys’ tenis untuk dilatih squash. Hasilnya beberapa dari anak didik Bambang, kini ada yang menjadi juara nasional dan menjadi pelatih squash di beberapa klub. 
Bambang pula yang pertama kali menggelar kejuaraan nasional squash tahun 1981. Kala itu hanya diikuti empat pengda yang tergabung dalam PSRSI (Persatuan Squash Raket Seluruh Indonesia) yang merupakan cikal bakal PSI. Barulah pada tahun 1995, squash diakui keberadaanya oleh KONI Pusat dengan nama PSI (Persatuan Squash Indonesia). Sampai sekarang Kejuaran Nasional Squash selalu diadakan tiap tahunnya dan pemain baru dan potensial pun bermunculan silih berganti.

 

 

 

 




This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free